4 Juni 2011

Recalled in the liver ~

Ada banyak hal yang telah terlewati. Hari yang baru terus datang untuk mengganti hari kemarin. Dan begitulah hidup yang terus bergulir. Menyuguhkan banyak kisah yang memang harus dialami.

Banyak peristiwa yang terjadi kemarin di masa lalu telah menghadirkan banyak orang yang datang dan pergi. Ada beberapa yang tetap tinggal untuk terus menyapa hari-hari. Tapi ada  beberapa pula yang pergi. Dan meskipun mereka pergi,  mereka pergi dengan meninggalkan jejak di hati kita.

Tak pernah ada yang benar-benar pergi tanpa meninggalkan jejak. Karena setiap hal yang pernah terjadi pasti sedikit-banyaknya telah mengisi diri kita. Dan karenanya kita tak pernah menjadi orang yang tetap sama setelahnya. Karena kita manusia; makhluk dinamis yang takkan pernah bisa jadi statis.

Dan begitu pulalah kehidupan yang telah mengajari kita banyak hal dari banyaknya masa-masa yang telah berlalu. Dan kita tak pernah bisa hidup menetap di masa lalu sebagaimana kita tak bisa mengubah juga menghapusnya. Segalanya memang telah berlalu, tapi semua itu mengkristal menjadi kenangan. Maka tak ada gunanya menyesali masa lalu juga menyalahkannya. Karena bagaimana pun kita telah dapat belajar banyak dari masa lalu. Jadi, bukankah lebih baik kita mensyukurinya? Mensyukuri setiap rasa; bahagia juga sedih, manis maupun pahit, telah menempa kita untuk menjadi pribadi yang belajar dari setiap proses, dan kita menjadi dewasa karenanya.

Dan karena kita tak pernah bisa hidup di masa lalu, maka mari kita melangkah. Meninggalkan masa  lalu dan senantiasa bersiap-siaga menyongsong hari esok. Dan di sinilah kita kini. Di hari ini, di mana hari kemarin telah menjadi kenangan & hari esok menjadi harapan. Dan karena hari ini kita telah belajar banyak hal dari hari-hari kemarin, aku jadi lebih mampu menghargai hari ini. Karena ada kalanya masa yang lalu adalah lorong gelap bagiku. Maka aku bersyukur dapat keluar. Lorong gelap itu telah terlewati.

Kini kita pun berjalan masing-masing. Kau telah pergi dari hari-hari kehidupanku, begitu pula aku yang harus pamit dari hari-hari kehidupanmu. Tapi meskipun begitu, seperti yang telah kukatakan, masa lalu kita tlah mengkristal menjadi kenangan. Dan aku tahu, mungkin sewaku-waktu kenangan itu akan mengetuk-ngetuk relung hatiku untuk sekedar menengok ke belakang. Tapi karena aku sudah cukup banyak belajar dari masa lalu, maka aku hanya akan mengenangnya tanpa berpikiran untuk berbalik ke belakang. Juga takkan menyalahkan masa-masa itu dan menangisinya dengan air mata penyesalan. Melainkan aku hanya akan tersenyum mengenangnya, betapa aku telah belajar banyak hal dari masa-masa itu.

Maka kini, aku telah ikhlas melepaskan semuanya. Karena memang tak pernah ada yang benar-benar bisa kita miliki. Dan tak ada yang abadi kecuali Sang Penggenggam Hati. Maka aku pun sadari, bahwa cinta itu bukan untuk kita miliki. Jadi kumohon, jangan lagi berkeras untuk kembali. Aku tak sedang menghukum dirimu, ataupun menyiksa diriku sendiri. Tapi aku sedang membiarkan sang waktu mengajarkan kita lebih banyak hal.

Dan biarkanlah kini kuucapkan untukmu Selamat Berbahagia menjalani hidupmu hari ini yang merupakan konsekuensi dari pilihan-pilihanmu di masa lalu. Dan kau boleh turut berbahagia, karena aku pun berbahagia dengan hidupku hari ini.

Dan seperti yang kau tahu, betapa aku membenci kebohongan--dan karena itu tak ada lagi 'kita'--, maka aku mencoba tetap jujur pada diriku sendiri bahwa aku masih punya rasa cinta padamu di hatiku. Saat kita tak lagi menyapapun, aku malah dibuat mengerti tentang dirimu & pilihan sikapmu untuk membohongiku selama ini. Aku dibuatNya mengerti dengan cara yang sangat manis. Sampai aku tersenyum dalam tangis haruku, hingga hadir sebentuk maaf untukmu dari hatiku yang ternyata mampu menyembuhkan lukaku. Dan aku jatuh cinta lagi padaNya.

CintaNyalah yang menyadarkanku bahwa masa lalu adalah pembelajaran, dan hari esok menungguku untuk meraih mimpi-mimpi yang pernah kulukis di langit asaku--yang kala bersamamu sempat aku lupakan. Dan hari inilah kerja nyata itu harus kembali kulakukan.

Ya, hari ini biarkanlah aku melangkah sendiri untuk berbuat lebih banyak bagi dunia yang sesungguhnya kulakukan untuk diriku sendiri. Dan karena rasa itu masih ada, jadi biarkanlah aku mencintaimu dalam kenangan. Hingga waktulah yang kan menuntunku pada cinta yang sejati; saat pada akhirnya jiwaku bertemu dengan jiwa yang searah. Seperti yang pernah kutuliskan padamu; aku masih menantikan sang pangeran yang mampu menyesatkanku dalam cintanya yang suci.



*untuk semua orang yang pernah terluka dan terpaku lama di masa lalu, tapi mulai memilih untuk melangkah menyongsong hari esok dengan menjalani hari ini dengan sepenuh hati. mari melangkah....*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar